Diare menimbulkan penderitanya sering buang air besar, dimana kondisi tinja umumnya encer.
Terjadinya diare jawaban mengonsumsi makanan atau minuman yang kurang higienis (terpapar bakteri, virus atau parasit).
Anak Diare | Photo credit: Shutterstock.com / By Sergiy Bykhunenko
Seringnya diare terjadi selama beberapa hari (jenis akut), tapi ada juga diare yang gres bisa sembuh sehabis beberapa ahad (jenis diare kronis).
Biasanya diare tidak menimbulkan ancaman kesehatan yang fatal, tapi harus berhati-hati kalau diare disertai dehidrasi
Diare tidak berbahaya kalau tidak terjadi dehidrasi. Adapun kalau disertai kehilangan cairan tubuh bisa menimbulkan gangguan kesehatan serius, sehingga penderita diare sangat penting memenuhi kebutuhan cairan tubuh (terutama minum air putih).
Diare cukup umum dialami anak-anak. Khusus pada anak-anak, penyakit diare harus segera ditangani supaya tidak menjadikan pengaruh yang serius.
Anak-anak biasanya BAB sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Bentuk fesesnya yang normal ibarat pisang.
Pada bayi dibawah 1 tahun mempunyai frekuensi BAB yang lebih sering, hal itu sebab bayi masih dalam masa mengonsumsi ASI ekslusif.
Warna feses normalnya ialah kuning kehijauan. Adapun warna feses pada bayi sangat tergantung dari makanan yang dikonsumsinya. Yang penting diwaspadai apabila feses mengandung darah.
Penyebab Diare pada Anak
Seorang anak dinilai terkena penyakit diare kalau mempunyai duduk perkara BAB. Dimana frekuensi BAB terlau tinggi, dan bentuk feses sangat encer.
Terjadinya diare pada anak tentu ada penyebabnya, seperti:
Infeksi
Penyebab umum diare pada anak-anak yaitu jawaban serangan jerawat rotavirus.
Bakteri dan Parasit
Anak-anak sanggup terjangkit diare jawaban basil shigella, salmonella, E coli, Vibrio cholera, dll.
Bakteri menimbulkan kendala pada proses perembesan makanan di usus, dampaknya utamanya ialah usus besar tidak bisa menyerap air dengan baik, yang nantinya menciptakan tinja berbentuk cair.
Intoleransi Laktosa
Tidak jarang bayi maupun balita mengalami duduk perkara intoleransi terhadap laktosa. Dimana tubuh anak hanya mempunyai enzim laktosa yang terlalu sedikit.
Enzin laktoasa di dalam tubuh bekerja untuk mencerna laktosa yang umumnya terdapat di dalam susu sapi.
Alergi Susu Sapi
Tidak sedikit anak-anak yang alergi terhadap susu formula (susu sapi). Dampak dari alergi tersebut ialah munculnya diare yang dialami anak-anak atau balita.
Jika anak Anda mengalami alergi ini, maka perlu berkonsultasi dengan andal kesehatan atau dokter untuk menentukan susu formula yang cocok untuk diminum oleh anak alergi.
Gejala Diare pada Anak
Anak-anak yang terkena diare sering mengalami muntah dan juga frekuensi BAB meningkat. Hal ini bisa menimbulkan anak kekurangan cairan sehingga rentan untuk dehidrasi.
Penanganan diare perlu secepatnya dilakukan kalau anak merasa tidak hening (gelisah), rewel, hingga bahkan tidak sadarkan diri jawaban kekurangan cairan tubuh pada level yang parah.
Jika diare anak menimbulkan kehilangan cairan tubuh parah, maka muncul tanda-tanda sesak jawaban tubuh anak kekurangan zat basa (asidosis).
Jika anak hingga mengalami kekurangan elektrolit maka bisa mengalami kejang-kejang.
Gejala lainnya diare pada anak:
Jika penderita diare mengalami dehidrasi, akan sering mengalami rasa haus berlebihan, kepala sering pusing, tubuh lemas, urine cenderung berwarna gelap, verbal dan kulit terlihat kering.
Jika anak mengalami diare lebih dari 24 jam dan terlihat kekurangan cairan, dan dengan demam lebih dari 39 derajat celsius, hendaknya segera bawa ke dokter.
Penanganan Diare
Diare dengan kehilangan cairan tubuh ringan menimbulkan anak gelisah, matanya cekung, dan cubitan kembali dengan lambat
Adapun diare anak dengan kehilangan cairan tubuh berat menimbulkan anak gelisah, lesu, tidak semangat, kesadaran menurun drastis, malas minum (padahal kekurangan cairan), matanya cekung, dll.
Hendaknya segera melaksanakan rehidrasi dengan cara memperlihatkan cairan. Anda perlu memperlihatkan minum air putih.
Adapun kalau anak mengalami kehilangan cairan tubuh parah (akibat diare) maka untuk mengembalikan cairan yang hilang dengan cara memperlihatkan infus (di rumah sakit atau oleh ahlinya).
Pada bayi tetap berikan ASI, dan juga berikan asupan bergizi ibarat biasa.
Untuk penanganan atau mencegah kehilangan cairan tubuh parah, maka hal yang hendaknya segera dilakukan yaitu memperlihatkan oralit.
Pemberian oralit pada anak dengan takaran yang benar. Larutkan sebungkus oralit ke dalam satu gelas air matang.
Umumnya, berikan 50-100 cc cairan oralit pada anak di anak-anak satu tahun. Berikan 100-200 cc cairan oralit pada anak di atas satu tahun.
Berhati-hati dalam memperlihatkan obat anti diare, hendaknya sesuai dengan rekomendasi dokter. Hal itu sebab penggunaan obat antidiare sanggup memperlambat gerakan usus (dalam mengeluarkan kotoran).
Penutup
Diharapkan dengan penanganan yang sempurna maka keadaan anak membaik. Hal ini diketahui dari:
Adapun orang renta perlu membawa anak ke dokter kalau anak muntah terus menerus, mencret, pinjaman oralit tidak memperlihatkan hasil, kesadaran anak menurun drastis, anak sering menangis, tangan dan kaki dingin, mata cekung.
Terjadinya diare jawaban mengonsumsi makanan atau minuman yang kurang higienis (terpapar bakteri, virus atau parasit).
Anak Diare | Photo credit: Shutterstock.com / By Sergiy Bykhunenko
Seringnya diare terjadi selama beberapa hari (jenis akut), tapi ada juga diare yang gres bisa sembuh sehabis beberapa ahad (jenis diare kronis).
Biasanya diare tidak menimbulkan ancaman kesehatan yang fatal, tapi harus berhati-hati kalau diare disertai dehidrasi
Diare tidak berbahaya kalau tidak terjadi dehidrasi. Adapun kalau disertai kehilangan cairan tubuh bisa menimbulkan gangguan kesehatan serius, sehingga penderita diare sangat penting memenuhi kebutuhan cairan tubuh (terutama minum air putih).
Mengonsumsi pelengkap buatan, mannitol ataupun sorbitol (misalnya pelengkap buatan yang ada di permen karet) ternyata sanggup menimbulkan resiko diare.
Diare cukup umum dialami anak-anak. Khusus pada anak-anak, penyakit diare harus segera ditangani supaya tidak menjadikan pengaruh yang serius.
Anak-anak biasanya BAB sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Bentuk fesesnya yang normal ibarat pisang.
Pada bayi dibawah 1 tahun mempunyai frekuensi BAB yang lebih sering, hal itu sebab bayi masih dalam masa mengonsumsi ASI ekslusif.
Warna feses normalnya ialah kuning kehijauan. Adapun warna feses pada bayi sangat tergantung dari makanan yang dikonsumsinya. Yang penting diwaspadai apabila feses mengandung darah.
Penyebab Diare pada Anak
Seorang anak dinilai terkena penyakit diare kalau mempunyai duduk perkara BAB. Dimana frekuensi BAB terlau tinggi, dan bentuk feses sangat encer.
Terjadinya diare pada anak tentu ada penyebabnya, seperti:
Infeksi
Penyebab umum diare pada anak-anak yaitu jawaban serangan jerawat rotavirus.
Bakteri dan Parasit
Anak-anak sanggup terjangkit diare jawaban basil shigella, salmonella, E coli, Vibrio cholera, dll.
Bakteri menimbulkan kendala pada proses perembesan makanan di usus, dampaknya utamanya ialah usus besar tidak bisa menyerap air dengan baik, yang nantinya menciptakan tinja berbentuk cair.
Intoleransi Laktosa
Tidak jarang bayi maupun balita mengalami duduk perkara intoleransi terhadap laktosa. Dimana tubuh anak hanya mempunyai enzim laktosa yang terlalu sedikit.
Enzin laktoasa di dalam tubuh bekerja untuk mencerna laktosa yang umumnya terdapat di dalam susu sapi.
Alergi Susu Sapi
Tidak sedikit anak-anak yang alergi terhadap susu formula (susu sapi). Dampak dari alergi tersebut ialah munculnya diare yang dialami anak-anak atau balita.
Jika anak Anda mengalami alergi ini, maka perlu berkonsultasi dengan andal kesehatan atau dokter untuk menentukan susu formula yang cocok untuk diminum oleh anak alergi.
Gejala Diare pada Anak
Anak-anak yang terkena diare sering mengalami muntah dan juga frekuensi BAB meningkat. Hal ini bisa menimbulkan anak kekurangan cairan sehingga rentan untuk dehidrasi.
Penanganan diare perlu secepatnya dilakukan kalau anak merasa tidak hening (gelisah), rewel, hingga bahkan tidak sadarkan diri jawaban kekurangan cairan tubuh pada level yang parah.
Jika diare anak menimbulkan kehilangan cairan tubuh parah, maka muncul tanda-tanda sesak jawaban tubuh anak kekurangan zat basa (asidosis).
Jika anak hingga mengalami kekurangan elektrolit maka bisa mengalami kejang-kejang.
Gejala lainnya diare pada anak:
- Penurunan berat badan
- Muncul demam
- Sakit kepala
- Tunja mengandung makanan yang belum tercerna
- Tinja berlendir atau bahkan berdarah
- Perut anak mulas
- Perut terasa kembung atau kram
- Rentan mengalami rasa mual bahkan muntah
- Mata, pipi dan perut terlihat cekung
- Anak sangat rewel
- Air mata dikala menangis sangat sedikit (bahkan air mata tidak keluar)
Jika penderita diare mengalami dehidrasi, akan sering mengalami rasa haus berlebihan, kepala sering pusing, tubuh lemas, urine cenderung berwarna gelap, verbal dan kulit terlihat kering.
Jika anak mengalami diare lebih dari 24 jam dan terlihat kekurangan cairan, dan dengan demam lebih dari 39 derajat celsius, hendaknya segera bawa ke dokter.
loading...
Penanganan Diare
Diare dengan kehilangan cairan tubuh ringan menimbulkan anak gelisah, matanya cekung, dan cubitan kembali dengan lambat
Adapun diare anak dengan kehilangan cairan tubuh berat menimbulkan anak gelisah, lesu, tidak semangat, kesadaran menurun drastis, malas minum (padahal kekurangan cairan), matanya cekung, dll.
Hendaknya segera melaksanakan rehidrasi dengan cara memperlihatkan cairan. Anda perlu memperlihatkan minum air putih.
Adapun kalau anak mengalami kehilangan cairan tubuh parah (akibat diare) maka untuk mengembalikan cairan yang hilang dengan cara memperlihatkan infus (di rumah sakit atau oleh ahlinya).
Pada bayi tetap berikan ASI, dan juga berikan asupan bergizi ibarat biasa.
Ciri-ciri anak yang diare tanpa dehidrasi, yaitu kondisi anak masih baik dan sadar, harapan untuk minum cenderung normal (tidak kehausan atau kekurangan cairan), matanya tidak cekung, dan cubitan sanggup kembali dengan segera.
Untuk penanganan atau mencegah kehilangan cairan tubuh parah, maka hal yang hendaknya segera dilakukan yaitu memperlihatkan oralit.
Pemberian oralit pada anak dengan takaran yang benar. Larutkan sebungkus oralit ke dalam satu gelas air matang.
Umumnya, berikan 50-100 cc cairan oralit pada anak di anak-anak satu tahun. Berikan 100-200 cc cairan oralit pada anak di atas satu tahun.
Berhati-hati dalam memperlihatkan obat anti diare, hendaknya sesuai dengan rekomendasi dokter. Hal itu sebab penggunaan obat antidiare sanggup memperlambat gerakan usus (dalam mengeluarkan kotoran).
Penutup
Diharapkan dengan penanganan yang sempurna maka keadaan anak membaik. Hal ini diketahui dari:
- Membaiknya kesadaran anak.
- Mulut dan bibir anak tidak lagi kering (mulai membasah).
- Anak terlihat mulai ceria.
- Anak tidak terlihat kekurangan cairan.
- Kencing normal (baik itu frekuensinya dan warnanya).
- Cubitan pada perut bisa kembali dengan cepat.
Adapun orang renta perlu membawa anak ke dokter kalau anak muntah terus menerus, mencret, pinjaman oralit tidak memperlihatkan hasil, kesadaran anak menurun drastis, anak sering menangis, tangan dan kaki dingin, mata cekung.
No comments:
Post a Comment